Bhagawad Gita bab 11 | Melihat wajah Tuhan ada dimana-mana
Gita bab 11 – Wiswarupa Darsana Yoga, Bentuk Semesta, menguraikan tentang Sri Krishna menganugrahkan pengelihatan rohani kepada Arjuna. Ia memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan mengagumkan sebagi alam semesta. Seseorang dapat melihat bentuk ini hanya dengan bhakti yang Murni.
11:1
arjuna uvāca
mad-anugrahāya paramaṁ guhyam adhyātma-saṁjñitam
yat tvayoktaṁ vacas tena moho’yaṁ vigato mama
Arjuna berkata:
“Berkat wejangan-Mu yang penuh kasih tentang rahasia hakikat Jiwa yang telah Kau sampaikan padaku, sirnalah sudah segala keraguanku.”
11:2
bhavāpyayau hi bhūtānāṁ śrutau vistaraśo mayā
tvattaḥ kamala-pattrākṣa māhātmyam api cāvyayam
“Telah kudengarkan secara rinci dari-Mu, wahai Kṛṣṇa, ikhwal ciptaan, evolusi, dan peleburan makhluk-makhluk seantero alam; pun tentang kemuliaan-Mu.”
11:3
evam etad yathāttha tvam ātmānaṁ parameśvara
draṣṭum icchāmi te rūpam aiśvaraṁ puruṣottama
“Wahai Parameśvara (Kṛṣṇa Hyang Maha Mulia), Engkau memang persis seperti apa yang Kau jelaskan tentang diri-Mu. Namun, kiranya, jika memungkinkan, aku dapat melihat, menyaksikan wujud Ilahi-Mu, wahai Kṛṣṇa.”
11:4
manyase yadi tac chakyaṁ mayā draṣṭum iti prabho
yogeśvara tato me tvaṁ darśayātmānam avyayam
“Kṛṣṇa, jika Engkau pikir, aku dapat menyaksikan (wujud Hakiki-Mu yang mulia), wahai Yogeśvara (Kṛṣṇa, Penguasa Yoga), sudilah kiranya Engkau memperlihatkan wujud-Mu Hyang Tak Pernah Punah itu.”
11:5
śrī-bhagavān uvāca
paśya me pārtha rūpāṇi śataśo’tha sahastraśaḥ
nānā-vidhāni divyāni nānā-varṇākṛtīni
Śrī Bhagavān (Kṛṣṇa Hyang Maha Berkah) bersabda:
“Arjuna, lihatlah wujud-Ku yang terdiri dari beratus-ratus, beribu-ribu wujud – beraneka ragam warna dan bentuk.”
11:6
paśyādityān vasūn rudrān aśvinau marutas tathā
bahūny adṛṣṭapūrvāṇi paśyāścaryāṇi bhārata
“Arjuna, lihatlah di dalam diri-Ku, Keduabelas Āditya, para dewa di bawah pimpinan Varuṇa, Penguasa Laut; Sebelas Rudra yang bertugas untuk memusnahkan kejahatan; Delapan Vasu di bawah pimpinan Indra, Penguasa Langit; Kembaran Aśvinī-Kumāra, mereka yang menguasai ilmu pengetahuan; Empat puluh Sembilan Marut, variasi-variasi elemen angin; dan banyak lagi wujud-wujud lain yang belum pernah kau saksikan sebelumnya.”
11:7
ihaika-sthaṁ jagat kṛtsnaṁ paśyādya sa-carācaram
mama dehe guḍākeśa yac cānyad draṣṭum icchasi
“Lihatlah di dalam diri-Ku ini, wahai Arjuna; seantero alam yang terdiri dari makhluk-makhluk yang bergerak, maupun wujud-wujud kehidupan yang tidak-bergerak. Sungguh kau dapat melihat apa saja yang kau inginkan.”
11:8
na tu māṁ śakyase draṣṭum anenaiva sva-cakṣuṣā
divyaṁ dadāmi te cakṣuḥ paśya me yogam aiśvaram
“Namun, kau tidak bisa melihat semuanya itu dengan sepasang mata yang kau miliki. Maka, Kubekali engkau dengan mata Ilahi, supaya kau dapat melihat kemuliaan Yoga-Ku.”
11:9
sañjaya uvāca
evam uktvā tato rājan mahā-yogeśvaro hariḥ
darśayām āsa pārthāya paramaṁ rūpam aiśvaram
Sañjaya mengatakan:
“Baginda Prabu, setelah bersabda demikian, Kṛṣṇa, Hyang juga adalah Hari (Perampas Segala Ilusi); menunjukkan wujud Ilahi-Nya kepada Arjuna.”
11:10
aneka-vaktra-nayanam anekādbhuta-darśanam
aneka-divyābharaṇaṁ divyānekodyatāyudham
“Arjuna melihat Wujud Ilahi dengan mata dan mulut yang tak terhitung jumlahnya; lengkap dengan berbagai macam senjata dan perhiasan Ilahi. Sesuatu yang ajaib, menakjubkan; namun sungguh indah.”
11:11
divya-mālyāmbara-dharaṁ divya-gandhānulepanam
sarvāścarya-mayaṁ devam anantaṁ viśvato-mukham
“Bunga-bunga seantero alam adalah kalung-kalung yang dipakai-Nya; alam semesta adalah pakaian-Nya; wewangian surgawi wangi-Nya. Kilauan-Nya sungguh menakjubkan, wajah-Nya ada di mana-mana.”
11:12
divi sūrya-sahasrasya bhaved yugapad utthitā
yadi bhāḥ sadṛśī sā syād bhāsas tasya mahātmanaḥ
“Jika seribu matahari terbit secara bersamaan di langit, maka cahaya mereka pun tak sebanding dengan kilauan mulia Wujud Ilahi Sang Jiwa Agung.”
11:13
tatraika-sthaṁ jagat kṛtsnaṁ pravibhaktam anekadhā
apaśyad deva-devasya śarīre pāṇḍavas tadā
“Arjuna melihat alam semesta dengan segala keberagamannya di dalam wujud Sang Hyang Tunggal nan Agung.”
11:14
tataḥ sa vismayāviṣṭo hṛṣṭa-romā dhanañjayaḥ
praṇamya śirasā devaṁ kṛtāñjalir abhāṣata
“Kemudian, Arjuna dalam keadaan penuh takjub dan bulu-romanya berdiri, menundukkan kepala dengan penuh hormat dan kekaguman, sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada berkata demikian:”
11:15
arjuna uvāca
paśyāmi devāṁs tava deva dehe sarvāṁs tathā bhūta-viśeṣa-saṅghān
brahmāṇam īśaṁ kamalāsana-sthaṁ ṛṣīṁś ca sarvān uragāṁś ca divyān
Arjuna bertanya:
“Prabu, kulihat dalam diri-Mu para dewata dan sekian banyak makhluk-makhluk lainnya. Brahmā, Sang Pencipta di atas tahta-teratainya, para Resi dan Ular-Ular Surgawi.“
11:16
aneka-bāhūdara-vaktra-netraṁ paśyāmi tvāṁ sarvato’nanta-rūpam
nāntaṁ na madhyaṁ na punas tavādiṁ paśyāmi viśveśvara viśva-rūpa
“Wahai Viśveśvara (Kṛṣṇa, Penguasa Alam Semesta), wahai Viśvarūpa (Kṛṣṇa, Wujud Alam Semesta), aku melihat-Mu dalam wujud tanpa batas, dengan tangan, perut, mulut, mata, dan wajah yang tak terhitung jumlahnya, serta tersebar di seluruh penjuru. Aku tak melihat awal, tengah, maupun akhir dari wujud-Mu yang meliputi seantero alam.”
11:17
kirīṭinaṁ gadinaṁ cakriṇaṁ ca tejo-rāśiṁ sarvato dīptimantam
paśyāmi tvāṁ durnirīkṣyaṁ samantād dīptānalārka-dyutim aprameyam
“Kulihat kilauan mahkota, gada, dan cakra di tangan-Mu menyebar ke seluruh penjuru alam. Sungguh sulit menatap cahaya kegemerlapan-Mu yang melebihi bara api dan cahaya matahari.”
11:18
tvam akṣaraṁ paramaṁ veditavyaṁ tvam asya viśvasya paraṁ nidhānam
tvam avyayaḥ śāśvata-dharma-goptā sanātanas tvaṁ puruṣo mato me
“Engkaulah Kebenaran Hyang Tak Termusnahkan dan Patut Diketahui; Engkaulah Penopang Tunggal Alam Semesta; dan, Pelindung Dharma, Kebajikan Abadi; kumelihat-Mu sebagai Sang Puruṣa, Hyang Kekal Abadi dan Tertinggi.”
11:19
anādi-madhyāntam ananta-vīryam ananta-bāhuṁ śaśi-sūrya-netram
paśyāmi tvāṁ dīpta-hutāśa-vaktraṁ sva-tejasā viśvam idaṁ tapantam
“Kumelihat-Mu tanpa awal, tengah, dan akhir; sakti-Mu tak terbatas; jumlah tangan-Mu tak terhitung; kulihat matahari dan bulan sebagai kedua mata-Mu; mulut-Mu mengeluarkan api yang membara, dan membakar alam semesta dengan nyalanya.”
11:20
dyāv ā-pṛthivyor idam antaraṁ hi vyāptaṁ tvayaikena diśaś ca sarvāḥ
dṛṣṭvādbhutaṁ rupam ugraṁ tavedaṁ loka-trayaṁ pravyathitaṁ mahātman
“Ruang antara langit – surga – dan bumi terpenuhi oleh-Mu; pun demikian dengan seluruh penjuru; wahai Mahātmā (Kṛṣṇa berjiwa Agung nan Mulia), melihat wujud-Mu yang dahsyat dan menakjubkan – ketiga alam merasa ngeri, tercekam ketakutan.”
11:21
amī hi tvāṁ sura-saṅghā viśanti kecid bhītāḥ prāñjalayo gṛṇanti
svastīty uktvā maharṣi-siddha-saṅghāḥ stuvanti tvāṁ stutibhiḥ puṣkalābhiḥ
“Para Dewa, Malaikat dari segala penjuru berkumpul di sini; semuanya memuja dan memuji-Mu dengan penuh khidmat; demikian pula dengan para Maha Resi dan Siddha, mereka yang telah mencapai kesempurnaan diri, memuja-Mu dan berdoa agar damailah semesta.”
11:22
rudrādityā vasavo ye ca sādhyā viśve’śvinau marutaś coṣmapāś ca
gandharva-yakṣāsura-siddha-saṅghā vīkṣante tvāṁ vismitāś caiva sarve
“Para Dewa seperti Rudra, Āditya, Vasu, Sādhyā, Viśvadeva, kembaran Aśvini; Marut; Ūṣmapa atau roh-roh para leluhur; pun para penghuni alam surga dan alam-alam lain seperti Gandharva, Yakṣa, Asura, dan Siddha – semuanya menatap-Mu dengan penuh takjub!”
11:23
rūpaṁ mahat te bahu-vaktra-netraṁ mahā-bāho bahu-bāhūru-pādam
bahūdaraṁ bahu-daṁṣṭrā-karālaṁ dṛṣṭvā lokāḥ pravyathitās tathāham
“Melihat Wujud-Mu dengan sekian banyak mulut, mata, lengan, paha, kaki, perut, dan gigi taring, seantero alam gemetar ketakutan. Demikian pula diriku.”
11:24
nabhaḥ-spṛśaṁ dīptam aneka-varṇaṁ vyāttānanaṁ dīpta-viśāla-netram
dṛṣṭvā hi tvāṁ pravyathitāntar-ātmā dhṛtiṁ na vindāmi śamaṁ ca viṣṇo
“Melihat wujud-Mu yang menyentuh langit; berkilau dan memancarkan berbagai warna yang menyala; dengan mulut-Mu terbuka lebar, mata-Mu membara; hatiku berdebar, wahai Viṣṇu (Kṛṣṇa, Hyang Maha Memelihara). Terasa diriku tidak berdaya, dan tiada pula ketenangan.”
11:25
daṁṣṭrā-karālāni ca te mukhāni dṛṣṭvaiva kālānala-sannibhāni
diśo na jāne na labhe ca śarma prasīda deveśa jagan-nivāsa
“Menyaksikan mulut-Mu yang bertaring, berkilau dan menyala, mengeluarkan api yang dapat membakar habis alam semesta, aku, seperti kehilangan arah sudah. Tiada lagi rasa tenang di dalam diriku. Wahai Deveśa (Kṛṣṇa, Penguasa para Dewa); wahai Jagan-Nivāsa (Kṛṣṇa, Penopang Alam Semesta), kasihanilah kami (makhluk-makhluk seantero alam)!”
11:26-27
amī ca tvāṁ dhṛtarāṣṭrasya putrāḥ sarve sahaivāvani-pāla-saṅghaiḥ
bhīṣmo droṇaḥ sūta-putras tathāsau sahāsmadīyair api yodha-mukhyaiḥ
vaktrāṇi te tvaramāṇā viśanti daṁṣṭrā-karālāni bhayānakāni
kecid vilagnā daśanāntareṣu sandṛśyante cūrṇitair uttamāṅgaiḥ
“(Kulihat) putra Dhṛtarāṣṭra, para Kaurava bersama raja-raja lain (di pihak mereka); Bhīṣma, Droṇa, dan Karṇa – putra sais; pun demikian para kesatria agung dari pihak kita; semuanya dengan cepat memasuki mulut-mulut-Mu yang bertaring dan sungguh mengerikan; beberapa di antara mereka tersangkut di sela-sela gigi-Mu, kepala mereka hancur karena benturan.”
11:28
yathā nadīnāṁ bahavo’mbu-vegāḥ samudram evābhimukhā dravanti
tathā tavāmī nara-loka-vīrā viśanti vaktrāṇy abhivijvalanti
“Sebagaimana sungai-sungai yang kebanjiran melaju cepat menuju laut; pun demikian para kesatria unggul di antara manusia-manusia sedunia, seolah berlomba untuk memasuki mulut-Mu yang menyala mengeluarkan api.”
11:29
yathā pradīptaṁ jvalanaṁ pataṅgā viśanti nāśāya samṛddha-vegāḥ
tathaiva nāśāya viśanti lokās tavāpi vaktrāṇi samṛddha-vegāḥ
“Sebagaimana laron terburu-buru memasuki nyala api untuk menemukan ajalnya; pun demikian seantero dunia dengan seluruh isinya sedang memasuki mulut-Mu dengan cepat, untuk berhancur-lebur tanpa bekas.”
11:30
lelihyase grasamānaḥ samantāl lokān samagrān vadanair jvaladbhiḥ
tejobhir āpūrya jagat samagraṁ bhāsas tavogrāḥ pratapanti viṣṇo
“Wahai Viṣṇu, dengan mulut-Mu menyala dan terbuka lebar, Kau melahap seantero alam dari segala penjuru. Api-Mu yang membara membakar segalanya.”
11:31
ākhyāhi me ko bhavān ugra-rūpo namo’stu te deva-vara prasīda
vijñātum icchāmi bhavantam ādyaṁ na hi prajānāmi tava pravṛttim
“Katakanlah, siapakah Engkau sebenarnya, dalam wujud-Mu Hyang Maha Mengerikan ini? Wahai Devavara (Kṛṣṇa, Hyang Maha Agung di antara para dewata), aku bersujud pada-Mu, berkahi diriku dengan welas-asih-Mu. Wahai Hyang Maha Tunggal, aku ingin memahami-Mu dan memahami pula maksud-Mu.”
11:32
śrī-bhagavān uvāca
kālo’smi loka-kṣaya-kṛt pravṛddho lokān samāhartum iha pravṛttaḥ
ṛte’pi tvāṁ na bhaviṣyanti sarve ye’vasthitāḥ pratyanīkeṣu yodhāḥ
Śrī Bhagavān (Kṛṣṇa Hyang Maha Berkah) bersabda:
“Akulah Sang Kāla, Waktu Hyang Berkuasa, Pemusnah Alam Semesta. Saat ini Aku berkehendak untuk memusnahkan mereka semua. Sekalipun tanpa bantuanmu, Arjuna, para kesatria di kubu lawan pasti binasa.”
11:33
tasmāt tvam uttiṣṭha yaśo labhasva jitvā śatrūn bhuṅkṣva rājyaṁ samṛddham
mayaivaite nihatāḥ pūrvam eva nimitta-mātraṁ bhava savya-sācin
“Sebab itu, bangkitlah dan raihlah kemuliaan, kemenangan! Setelah menaklukkan para musuh (dharma), nikmatilah kekuasaan, kerajaan untuk menyejahterakan (rakyat).”
11:34
droṇaṁ ca bhīṣmaṁ ca jayadrathaṁ ca karṇaṁ tathānyān api yodha-vīrān
mayā hatāṁs tvaṁ jahi mā vyathiṣṭhā yudhyasva jetāsi raṇe sapatnān
“Bunuhlah Droṇa, Bhīṣma, Jayadratha, Karṇa, dan para kesatria lainnya, yang sesungguhnya telah binasa semuanya oleh-Ku. Jangan takut! Berperanglah, lawanlah mereka, kau pasti berhasil menaklukkan lawan-lawanmu semua.”
11:35
sañjaya uvāca
etac chrutvā vacanaṁ keśavasya kṛtāñjalir vepamānaḥ kirīṭī
namaskṛtvā bhūya evāha kṛṣṇaṁ sa-gadgadaṁ bhīta-bhītaḥ praṇamya
Sañjaya mengatakan:
“Mendengar Kṛṣṇa bersabda demikian, Arjuna menundukkan kepala, menangkupkan kedua tangannya di depan dada, dengan penuh rasa takut, cemas, dan suara gemetar, ia mengatakan:”
11:36
arjuna uvāca
sthāne hṛṣīkeśa tava prakīrtyā jagat prahṛṣyaty anurajyate ca
rakṣāṁsi bhītāni diśo dravanti sarve namasyanti ca siddha-saṅghāḥ
Arjuna berkata:
“Wahai Kṛṣṇa, tepat sudah bila semesta memuja-Mu, memuji-Mu dengan hati penuh kasih, dan mengagungkan kemuliaan-Mu; sementara itu, mereka yang bersifat raksasa; para pendusta dan pelaku kejahatan; berlari ke segala penjuru karena ketakutan. Dan, para Siddha, yang telah mencapai kesempurnaan diri, bersujud pada-Mu.”
11:37
kasmāc ca te na nameran mahātman garīyase brahmaṇo’py ādi-kartre
ananta deveśa jagan-nivāsa tvam akṣaraṁ sad-asat tatparaṁ yat
“Wahai Kṛṣṇa, mengapa pula mereka tak akan bersujud pada-Mu, karena sesungguhnya Engkau adalah Hyang Menyebabkan Brahmā, Sang Pencipta – dapat mencipta; wahai Hyang Tertinggi dari yang paling tinggi; Wahai Deveśa (Kṛṣṇa, Penguasa Para Dewa), Jagan-Nivāsa (Kṛṣṇa, Penopang Alam Semesta), Engkaulah Kebenaran Sejati; Keberadaan, Ketiadaan, dan Engkau pula Hyang melampaui keduanya. Sungguh, Engkaulah Brahman (Jiwa Agung) Hyang Tak Terpunahkan, Kekal Abadi!”
11:38
tvam ādi-devaḥ puruṣaḥ purāṇas tvam asya viśvasya paraṁ nidhānam
vettāsi vedyaṁ ca paraṁ ca dhāma tvayā tataṁ viśvam ananta-rūpa
“Engkaulah Puruṣa, Sang Pribadi Agung, Gugusan Jiwa Hyang Ada sejak Awal Mula; Tumpuan Tunggal Alam Semesta; Engkaulah Hyang Maha Tahu dan Patut Diketahui; Tujuan, Tempat, Keadaan Tertinggi, Engkau Meliputi alam semesta, wahai Hyang Tunggal, kendati Berwujud banyak tak-terhitung.”
11:39
vāyur yamo’gnir varuṇaḥ śaśāṅkaḥ prajāpatis tvaṁ prapitāmahaś ca
namo namas te’stu sahastra-kṛtvaḥ punaś ca bhūyo’pi namo namas te
“Engkaulah Vāyu, Angin; Yama, Maut; Agni, Api, Energi; Varuṇa, Air; dan Penguasa Bulan (dan bintang-bintang lainnya); Engkaulah Prajāpati Hyang Berkuasa, Pengurus semua makhluk; bahkan Sang Leluhur Agung Pencipta dan Pemelihara Prajāpati; segala hormat, sembah sujud dan puja-puji bagi-Mu. Terimalah sembah sujudku beribu-ribu kali.”
11:40
namaḥ purastād atha pṛṣṭhatas te namo’stu te sarvata eva sarva
ananta-vīryāmita-vikramas tvaṁ sarvaṁ samāpnoṣi tato’si sarvaḥ
“Wahai Hyang Maha Perkasa, Maha Sakti, sembah sujudku di hadapan-Mu, di belakang-Mu, dan dari setiap arah. Engkau meliputi segala-gala, sebab itu, segala-galanya adalah Engkau.”
11:41
sakheti matvā prasabhaṁ yad uktaṁ he kṛṣṇa he yādava he sakheti
ajānatā mahimānaṁ tavedaṁ mayā pramādāt praṇayena vāpi
“Selama ini, dalam kecerobohanku, kupanggil diri-Mu, ‘He Kṛṣṇa, He Yādava (Kṛṣṇa, keturunan Yadu), He kawan,’ sungguh karena tidak sadar akan keagungan-Mu. Pun karena kedekatanku yang membuatku alpa (dan tidak mampu merasakan kemuliaan-Mu).”
11:42
yac cāvahāsārtham asat-kṛto’si vihāra-śayyāsana-bhojaneṣu
eko’tha vāpy acyuta tat-samakṣaṁ tat kṣāmaye tvām aham aprameyam
“Atas segala perbuatanku yang tidak sopan; saat bersenda gurau; saat jalan bersama; duduk, makan, bahkan berebahan bersama; baik ketika kita berdua saja, maupun bersama yang lain; kuhaturkan permintaan beribu-ribu maaf pada-Mu, wahai Kṛṣṇa.”
11:43
pitāsi lokasya carācarasya tvam asya pūjyaś ca gurur garīyān
na tvat-samo’sty abhyadhikaḥ kuto’nyo loka-traye’py apratima-prabhāva
“Engkaulah Ayah dan Guru Agung Penunjuk Arah bagi makhluk-makhluk seantero alam, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Wahai Hyang Tak-Tertandingi Kekuasaan-Nya, tak ada yang dapat menandingi kekuasaan-Mu di tiga alam. Kemudian, bagaimana pula ada yang dapat melebihi-Mu?”
11:44
tasmāt praṇamya praṇidhāya kāyaṁ prasādaye tvām aham īśam īḍyam
piteva putrasya sakheva sakhyuḥ priyaḥ priyāyārhasi deva soḍhum
“Sebab itu, dengan bersujud pada-Mu sekali lagi, wahai Deva (Kṛṣṇa, Maha Mulia), kumohon maaf pada-Mu (atas segala kecerobohanku selama ini). Maafkanlah aku sebagaimana seorang ayah memaafkan anaknya; seorang sahabat memaafkan sahabatnya; dan kekasih memaafkan yang dikasihinya.”
11:45
adṛṣṭa-pūrvaṁ hṛṣito’smi dṛṣṭvā bhayena ca pravyathitaṁ mano me
tad eva me darśaya deva rūpaṁ prasīda deveśa jagan-nivāsa
“Melihat wujud-Mu Hyang Maha Menakjubkan, aku bahagia. Namun, pikiranku kacau dan ketakutan juga. Mohon kiranya Gusti berkenan menunjukkan wujud sebagai Viṣṇu, Sang Pemelihara. Wahai Deveśa (Kṛṣṇa, Penguasa Para Dewa), Jagan-Nivāsa (Kṛṣṇa, Penopang Alam Semesta), anugerahilah daku dengan penglihatan itu.”
11:46
kirīṭinaṁ gadinaṁ cakra-hastaṁ icchāmi tvāṁ draṣṭum ahaṁ tathaiva
tenaiva rūpeṇa catur-bhujena sahasra-bāho bhava viśva-mūrte
“Wahai Wujud Semesta berlengan ribuan, aku ingin melihat-Mu kembali dalam wujud-Mu (sebagai Viṣṇu Hyang Maha Memelihara) berlengan empat, bermahkota dengan gada dan cakra di tangan-Mu.”
11:47
śrī-bhagavān uvāca
mayā prasannena tavārjunedaṁ rūpaṁ paraṁ darśitam ātma-yogāt
tejo-mayaṁ viśvam anantam ādyaṁ yan me tvad anyena na dṛṣṭa-pūrvam
Śrī Bhagavān (Kṛṣṇa Hyang Maha Berkah) bersabda:
“Arjuna, karena kasih-Ku padamu, dan dengan Kekuatan Yoga atau Kemanunggalan-Ku, telah Kutunjukkan pada-Mu wujud Semesta, Hyang Termulia, Terutama, dan Tertinggi. Sungguh sebelum engkau, tak seorang pun yang pernah melihat wujud ini.”
11:48
na veda-yajñādhyayanair na dānair na ca kriyābhir na tapobhir ugraiḥ
evaṁ-rūpaḥ śakya ahaṁ nṛ-loke draṣṭuṁ tvad anyena kuru-pravīra
“Pendalaman kitab-kitab suci (Veda); ritus-ritus keagamaan; amal-saleh atau dana-punia; pun tapa-brata, tiada satu pun di antaranya, yang dapat memperlihatkan wujud ini. (Sekali lagi,) Arjuna, kecuali dirimu, tak seorang pun yang pernah melihat wujud ini.”
11:49
mā te vyathā mā ca vimūḍha-bhāvo dṛṣṭvā rūpaṁ ghoram īdṛṅ mamedam
vyapeta-bhīḥ prīta-manāḥ punas tvaṁ tad eva me rūpam idaṁ prapaśya
“Menyaksikan wujud-Ku yang menyeramkan ini, janganlah engkau takut dan terganggu (gelisah, bingung); dengan pikiran yang tenang dan tanpa rasa takut, sekarang lihatlah kembali wujud-Ku yang sebelumnya.”
11:50
sañjaya uvāca
ity arjunaṁ vāsudevas tathoktvā svakaṁ rūpaṁ darśayām āsa bhūyaḥ
āśvāsayām āsa ca bhītam enaṁ bhūtvā punaḥ saumyavapur mahātmā
Sañjaya berkata:
“Setelah bersabda demikian, Kṛṣṇa kembali pada wujud-Nya yang semula. Demikian, Sang Mahātmā, Jiwa Mulia, menghibur Arjuna yang sedang ketakutan, dengan wujud-Nya yang menawan.”
11:51
arjuna uvāca
dṛṣṭvedaṁ mānuṣaṁ rūpaṁ tava saumyaṁ janārdana
idānīm asmi saṁvṛttaḥ sa-cetāḥ prakṛtiṁ gataḥ
Arjuna berkata:
“Setelah melihat lagi wujud-Mu sebagai manusia, wahai Kṛṣṇa, sekarang aku tenang seperti sediakala.”
11:52
śrī-bhagavān uvāca
su-durdarśam idaṁ rūpaṁ dṛṣṭavān asi yan mama
devā apy asya rūpasya nityaṁ darśana-kāṅkṣiṇaḥ
Śrī Bhagavān (Kṛṣṇa Hyang Maha Berkah) bersabda:
“Sungguh sulit melihat wujud-Ku yang telah kau lihat. Para dewa atau malaikat pun senantiasa berharap untuk melihatnya.”
11:53
nāhaṁ vedair na tapasā na dānena na cejyayā
śakya evaṁ-vidho draṣṭuṁ dṛṣṭavān asi māṁ yathā
“Dengan mempelajari kitab-kitab suci, Veda; bertapa; beramal-saleh atau berdana-punia; pun dengan beryajña atau menghaturkan persembahan dengan berbagai cara, tak seorang pun dapat melihat wujud-Ku sebagaimana kau telah melihat-Nya.”
11:54
bhaktyā tv ananyayā śakya aham evaṁ-vidho’rjuna
jñātuṁ draṣṭuṁ ca tattvena praveṣṭuṁ ca parantapa
“Hanyalah dengan panembahan, bhakti yang tak tergoyahkan, seseorang dapat menyaksikan hakikat diri-Ku, bahkan manunggal dengan-Ku, wahai Arjuna.”
11:55
mat-karma-kṛn mat-paramo mad-bhaktaḥ saṅga-varjitaḥ
nirvairaḥ sarva-bhūteṣu yaḥ sa mām eti pāṇḍava
“Arjuna, ia yang melaksanakan tugasnya sebagai persembahan pada-Ku – demi Aku; berlindung pada-Ku; berbhakti pada-Ku; tiada memiliki keterikatan; dan bebas dari permusuhan serta kebencian terhadap sesama makhluk, niscayalah mencapai-Ku.”
Demikian berakhirlah Percakapan Kesebelas.
Sumber: bhagavadgita.or.id