Bhagawad Gita Bab 13

Gita bab 3

Percakapan Ke-tigabelas – Bhagawad Gita bab 13

Medan Laga dan Mengenalnya – Bermain dengan Apik

Gita bab 13 – Ksetra Ksetradnya Yoga, Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa dan prakrti, orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Jiwa Agung yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari dunia material.

Bab 13: sloka: 1 – 4

13:1

arjuna uvāca prakti purua caiva ketra ketra-jñam eva ca

etad veditum icchāmi jñāna jñeya ca keśava

Arjuna bertanya:

“Wahai Kṛṣṇa, aku ingin tahu mohon jelaskan padaku, apakah sesungguhnya Prakti itu? Apa pula Purua? Apa yang disebutKetra, dan apakah Ketrajña? Apakah Pengetahuan Sejati, dan siapa yang memilikinya?”

13:1-4

śrī-bhagavān uvāca ida śarīra kaunteya ketram ity abhidhīyate

etad yo vetti ta prāhu ketra-jña iti tad-vida

ketra-jña cāpi mā viddhi sarva-ketreu bhārata
ketra-ketrajñayor jñāna yat taj jñāna mata mama

tat ketra yac ca yādk ca yad-vikāri yataś ca yat
sa ca yo yat-prabhāvaś ca tat samāsena me śṛṇu

ṛṣibhir bahudhā gīta chandobhir vividhai pthak
brahma-sūtra-padaiś caiva hetumadbhir viniścitai

Śrī Bhagavān (Kṛṣṇa Hyang Maha Berkah) bersabda:

“Wahai Arjuna, śarīra atau raga ini disebut ketra (medan laga) dan ia yang memahaminya disebut ketrajña; demikian menurut para bijak yang memahami kebenaran tentang keduanya.”

“Wahai Arjuna, bahwa Aku adalah ketrajña setiap ketra; Aku mengetahui ihwal setiap medan laga; mengetahui kedua hal inilah Pengetahuan Sejati, demikian pendapat-Ku.”

“Sekarang, dengarlah secara singkat tentang ketra, seperti apakah bentuk keragamannya, dan apa yang menyebabkannya; pun tentangketrajña dan kemuliaan-Nya.”

“Kebenaran tentang ketra dan ketrajña telah dijelaskan oleh para bijak dengan berbagai cara; pun telah teruraikan dalam ayat-ayat suci (Veda) dan tulisan-tulisan lain tentang ketuhanan (Brahma Sūtra).”

Bab 13: sloka: 5 – 11

13:5-6

mahā-bhūtāny ahakāro buddhir avyaktam eva ca
indriyāi daśaika ca pañca cendriya-gocarā

icchā dvea sukha dukha saghātaś cetanā dhti
etat ketra samāsena sa-vikāram udāhtam

“Lima elemen (Air, Api, Tanah, Angin, dan Eter atau Substansi Ruang); Ego atau Kesadaran ‘aku’, ke-‘aku’-an; Intelek; dan Materi lain yang masih belum bermanifestasi (antara lain: obsesi, harapan, impian dan sebagainya); sepuluh indra kegiatan dan persepsi (Mata, Hidung, Mulut, Telinga, dan Kulit;Penglihatan, Penciuman, Pengecapan, Pendengaran, dan Persentuhan); Gugusan Pikiran serta Perasaan (Mind);”

“Pun Keinginan, Kebencian, Suka, Duka; Hubungan dan Pergaulan, Kesadaran Dasar, Keteguhan; semuanya itu, dengan segala keberagamannya, disebut ketra.”

13:7-11

amānitvam adambhitvam ahisā kāntir ārjavam
ācāryopāsana śauca sthairyam ātma-vinigraha

indriyārtheu vairāgyam anahakāra eva ca
janma-mtyu-jarā-vyādhi-dukha-doānudarśanam

asaktir anabhivaga putra-dāra-ghādiu
nitya ca sama-cittatvam iṣṭāniṣṭopapattiu

mayi cānanya-yogena bhaktir avyabhicāriī
vivikta-deśa-sevitvam aratir jana-sasadi

adhyātma-jñāna-nityatva tattva-jñānārtha-darśanam
etaj jñānam iti proktam ajñāna yad ato’nyathā

“Tidak sombong, tidak munafik, tanpa kekerasan; kesabaran, kebajikan; pelayanan pada guru; kemurnian atau kebersihan luar dan dalam diri; keteguhan hati dan pengendalian diri;”

“Tidak tergoda oleh pemicu-pemicu indra; tanpa ego, dan perenungan pada penderitaan kelahiran, kematian, masa tua, dan penyakit;”

“Tanpa keterikatan dan tidak bergantung pada anak, pendamping, hunian dan lain sebagainya; keseimbangan diri dalam keadaan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan;”

“Pengabdian pada-Ku, tanpa keraguan, dan dalam kesadaran kemanunggalan Yoga; senang berpergian ke tempat-tempat yang tenang dan suci; tidak menikmati persahabatan dengan mereka yang bersifat duniawi;”

“Senantiasa berkesadaran Jiwa, dan menyadari Kebenaran Hakiki sebagai tujuan tunggal segala pengetahuan, semuanya ini disebut Pengetahuan Sejati, segala hal selain ini adalah kebodohan.”

Bab 13: sloka: 12 – 15

13:12

jñeya yat tat pravakyāmi yaj jñātvāmtam aśnute
anādi mat-para brahma na sat tan nāsad ucyate

“Sekarang akan Ku-jelaskan apa yang patut diketahui, pengetahuan yang dapat menghasilkan kehidupan abadi (kebahagiaan sejati nan tertinggi); (pengetahuan tentang) Brahman Hyang Maha Tinggi, Tak-Berawal, Bukan Sat (Berwujud/Nyata), Bukan pula Asat (Tak Berwujud/Tak Nyata).”

13:13

sarvatai-pāda tat sarvato’ki-śiro-mukham
sarvata śrutimal loke sarvam āvtya tiṣṭhati

“Tangan dan kaki-Nya ada di mana-mana; mata, kepala, dan mulut-Nya, wajah-Nya pun di mana-mana. Demikian pula telinga-Nya; sungguh Ia meliputi alam semesta.”

13:14-15

sarvendriya-guābhāsa sarvendriya-vivarjitam
asakta sarva-bhc caiva nirgua gua-bhokt ca

bahir antaś ca bhūtānām acara caram eva ca
sūkmatvāt tad avijñeya dūra-stha cāntike ca tat

“Seolah memiliki sifat-sifat indra, sesungguhnya Ia bebas dari segala sifat; tak terikat dengan sesuatu apa pun, namun tetaplah Ia menghidupi semuanya; bebas dari segala gua atau sifat, tetaplah Ia menikmati setiap gua, setiap sifat;”

“Ia berada di luar dan di dalam setiap makhluk; dalam wujud-wujud yang bergerak, maupun yang tidak bergerak; Ia Maha Halus, sehingga tak terjangkau, Ia sangat dekat, sekaligus sangat jauh.”

Selanjutnya Hita bab 13 sloka 16 sampai 34