5 Rangkaian Kramaning Sembah yang wajib diketahui

Kramaning Sembah

Kramaning Sembah atau juga disebut Panca Sembah diucapkan setelah melaksanakan puja Tri Sandya. Sebelum melaksanakan panca sembah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni;

Persiapan sembahyang

Persiapan sembahyang meliputi; persiapan lahir dan bathin, sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir ialah sarana penujang sembahyang seperti pakiannya harus bersih dan rapi, bunga dan dupa, sedangkan persiapan bathin ialah ketenangan dan kesucian pikira.

Mensucikan sarana Bunga/kwangen

Sebelum memulai persembahyangan, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mensucikan Bunga/kwangen. Mantram penyucian Bunga dan Kwangen, sebagai berikut;

“Om Puspa Dantaya namah svaha”
Artinya: Ya Tuhan “Sang Hyang Widi Wasa”, semoga bunga ini cemerlang dan suci.

Muspa tanpa sarana bunga/kwangen

Setelah sarana Bunga dan Kwangen disucikan kemudian dilanjutkan dengan sembah pertama tanpa sarana, mantram sebagai berikut;

“Om Atma tattvatma suddha mam svaha”

Artinya: Ya Tuhan, Engkau adalah merupakan sumber Atman dari semua ciptaanMu, sucikanlah hambaMu.

Muspa dengan bunga putih

Kramaning sembah
Pura Taman Ayun

Sembah kedua yaitu; Muspa dengan bunga putih ditujukan ke hadapan Siva Adhitya sebagai saksi pemujaan, mantram sebagai berikut;

Om Adityasya param jyotih Rakta teja namo’stute
Sveta pangkaja madhyasta Bhaskaraya namo’stute
Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha

Artinya: Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber cahaya yang merah cemerlang, penuh kesucian yang bersemayam di tengah-tengah teratai berwarna putih, sembah sujud hamba kepada sumber segala cahaya, Ya Tuhan, Engkau adalah ayah semesta alam, ibu semesta alam, Engkau adalah Paramasiva devanya matahari,anugrahkanlah kesejahtraan lahir-bathin.

Muspa dengan bunga/Kwangen

Sembah ketiga; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan ke hadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Ista devata. Mantram sebagai berikut;

Om namo devaya adhistanaya
Sarva vyapi vai sivaya
Padmasana eka prathistaya
Ardhanaresvarya namah svaha.

Artinya: Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber sinar yang bersinggasana di tempat paling utama, hamba puja sebagai Siva penguasa semua mahluk, kepada devata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja-Mu.

Muspa dengan bunga/kwangen

Sembah keempat; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan kehadapan Hyang Widhi Wasa untuk memohon waranugraha. Mantram sebagai berikut;

Om anugraha manoharam Deva datta nugrahaka,
Arcanam sarva pujanam Namh sarva nugrahaka
.

Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakam
Laksmi siddhisca dirgahayuh
Nirvighna sukha verddhisca

Artinya: Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah, kemahasiddian pada deva dan devi berwujud yajna suci. Kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.

Muspa tanpa sarana

Sembah kelima; tanpa sarana sebagai penutup persembahyangan untuk memohon kedamaian dan ucapan syukur atas anugerah yang diberikan.

Om deva suksma paramacintya ya namah svaha, Om santih santih santih Om

Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau devata yang tak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba kedamaian, damai, di hati, damai di dunia, dan semoga semuanya damai atas anugrahMu.

Lihat juga;

Latest Posts

Artikel Terkait